Minggu, 18 Oktober 2009

Negeri Pelangi Hilang


Dendang tik-tok menghampiri tidurku
Saat mataku masih setia tertutup
Diantara mata yang berair nun jauh di negeri yang pelanginya samar

Mimpi indah di samudera biru
Ditemani cekikikan riang dan gurauan renyah
Membuat telingaku tak lagi melampaui
Jeritan bocah, wanita, dan para suami
Mereka yang menanjaki hari dengan intifadah
Hingga suara mereka serak masih menanti telinga yang peka

Tapi lihatlah aku
Masih berlari dan cekikikan di samudera biru
Dengan ketulian yang bertahan

Sebentar..sebentar
Bibirku begitu asyik berkoar-koar
Memamerkan seribu cerita yang meninggikan diri
Tetapi cerita mereka yang tertatih seperti seonggok topik yang terbuang
Angin sepoi menyapu rambutku
Menambah asupan nyenyaknya tidurku
Terus dan terus bertiup lembut
Hingga aku betul-betul tertidur
Sementara di negeri yang pelanginya samar
Angin sepoi mengirimkan panas bertabur senjata kimia
Hingga mereka sang mujahid tidak dapat memejamkan mata lagi
angin sepoi bertajuk si power

Bintang kecil yang menjadi saksi bisu
Berharap aku terbangun
Menyaksikan sesuatu dibalik keindahan dan kesenangan yang rutin menyapaku
Hingga aku memicingkan mata di balik tirai permaiku
Bom, senjata kimia, tank, dan senapan
Merupakan saksi bisu kepengecutan si power
Beriringan dengan pekikan takbir di negeri yang pelanginya sangat samar
Saksi-saksi bisu itu telah menggoreskan sejarah kelam
Di hati bangsa di negeri yang pelanginya hilang
Berkali-kali..
Berkali-kali..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tafaddal...insya Allah akan sangat membantu...Kawan